Kampus Virtual pernah menyinggung tentang istilah hard selling dan soft selling di dalam beberapa pembahasan sebelumnya. Bagi kalian yang sekiranya belum paham, pasti akan bertanya apa maksud dari istilah hard selling dan soft selling. Berikut Kampus Virtual akan menjelaskan arti dari kedua istilah tersebut.
1. Hard Selling.
Hard selling merupakan teknik penjualan yang langsung to the point, atau istilah lainnya adalah mau beli atau tidak. Sang penjual akan secara langsung memaparkan produk yang dijual, dan terkadang langsung mengajak orang untuk membeli. Yang biasa main ke pasar atau pusat perbelanjaan, pasti tidak asing dengan teriakan seperti ini:
"Ayo pak, buk, murah murah saja, lihat-lihat dulu boleh, dibeli juga boleh, murah murah".
Itu namanya hard selling, baik di dunia maya maupun dunia nyata sama saja, jualannya langsung to the point.
2. Soft Selling.
Soft selling adalah teknik berjualan yang tidak langsung memaparkan produk yang dijual, melainkan dengan pendekatan atau persuasi terlebih dahulu untuk memikat calon pembeli. Biasanya teknik ini sering diterapkan di bisnis online, bisa melalui website, media sosial dan lainnya. Soft selling di dunia nyata diterapkan dengan cara penjual menyapa calon pembeli dengan halus, ada chit chat sederhana, menganalisa permasalahan dan memberikan solusi, yang kemufian dilanjutkan dengan mengenalkan produk yang dijual. Intinya pendekatkan personal diutamakan dalam soft selling. Teknik ini memang membutuhkan waktu karena pendekatan kepada calon pelanggan tidak boleh terburu-buru, harus selangkah demi selangkah, dan harus dilakukan secara bekelanjutan. Melayani dan mendengarkan calon pelanggan agar merasa nyaman berinteraksi dengan penjual.
Teknik mana yang bagus untuk dipakai antara Hard selling dan soft selling? Keduanya dapat dikolabrasikan dengan timing yang tepat. Soft selling dibutuhkan untuk menghimpun komunitas atau memupuk hubungan baik dengan followers di media sosial. Teknik soft selling yang direkomendasikan untuk pebisnis pemula adalah membuat konten atau postingan yang menarik hati followers. Konten atau psotingan yang dibuat bisa beragam, seperti tips, quote, video, informasi atau bahasan tertentu yang terkait dengan brand yang dijual. Berikanlah pesan positif di dalam konten atau postingan dengan tujuan untuk membangun kepercayaan dari followers dan masyarakat umum. Jika teknik soft selling berhasil diterapkan makan traffic pengunjung wesite atau media sosial menjadi tinggi, saat itulah teknik hard selling akan mudah dilakukan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar